ASAL MUASAL.
pada hari sabtu 6/11/2010, pesawat menuju indonesia dari bandara dubai harus tertunda karena masalah abu vulkanik dari gunung merapi. pada saat itu ada sekitar 150 TKW yang kesulitan berkomunikasi menggunakan bahasa inggris karena selruh penumpang harus diarahkan menuju hotel. padahal, ada banyak sekali tahapan yg mereka lalui dari bandara menuju hotel. pada saat itu, Adiati Kristiarini, Agus Safari dan Riny Konig serta beberapa orang indonesia lainnya yang saling tidak mengenal menjadi "sukarelawan" mendadak untuk membantu para TKW itu dan mengkoordinir mereka dari bandara-hotel dan hotel bandara pada keesokan harinya.
pak, tulung pak... |
disini gue agak susah nyeritainnya, miris banget. gue sendiri agak ga percaya sama berita ini, tapi berhubung ini diulas oleh media cetak, jadi gue pikir, ini ga mungkin cuma isapan jempol kaki belaka :). intinya, ketika para "relawan" membantu TKW tersebut, ternyata juga ada rombongan dpr yang transit di dubai. mereka adalah rombongan dpr yang kunker ke rusia masalah rumah susun. para anggota parlemen tersebut mengetahui ihwal TKW ini, tapi mereka malah bersikap acuh! eh, yang ke italia bukannya masalah rumah susun juga? jadinya rumah susunnya gimana ini?
well, anyway, untuk detilnya silakan akang-teteh baca disini:
- Rombongan DPR "Telantarkan" TKW di Dubai
- Saya dari Moskow, Tugas Negara
PENYANGKALAN.
namanya juga orang, pasti ga mau disalahin. padahal ketika rakyat biasa yang secara langsung mengkoordinir TKW, sementara anggota parlemen cuma ngobrol basa-basi doang, itu tuh udah salah! apalagi kalo nyuekin! biar lebih nyelekit, boleh akang-teteh baca:
- Anggota DPR Perempuan Itu Etha Bulo- Komisi V Bantah Abaikan TKW di Dubai
PERTANYAAN
penyangkalan terus berlanjut sampai akhirnya adjie masaid yang gue kira cerdas sebagai anggota dpr bilang "... anggota Demokrat enggak ada yang bisa ikut...". ghahahaha, padahal menurut informasi yang diterima kompas, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Mulyadi yang menjadi pemimpin rombongan ke Rusia dan Mulyadi berasal dari Fraksi Demokrat. ini adalah bukti ketidak-sinkronannya, kemasa-bodohan dan ketidak-becusan sebagian besar anggota dewan yang kita semua pilih. Jadi Siapa yang Pergi ke Rusia?
Sekali lagi, anggota dewan kita yang (tidak) terhormat studi banding (cuih! najis gw ngetiknya.padahal melancong) di saat rakyat menderita bertahan di tengah bencana yang datang mengepung. Indahnya Rusia telah membutakan tak hanya mata mereka,tapi mata hati mereka. Saudara sendiri kesusahan pun tak dianggap..!
ReplyDeleteYah, namanya aja BADAN KEHORMATAN. Mereka terlalu terhormat buat ngeliat ke bawah. LUPA MEREKA GAJINYA DIAMBIL DARI PAJAK RAKYAT...
ReplyDelete^cimeng
ReplyDeleteghehehe, gitu deh...
^admin
im also thankful for the news you gave. good luck. :)
^ria
ReplyDeleteatau mereka terlalu terhormat untuk ngebantuin pembantu? :p
Anggota DPR kita hanya peduli pada hal-hal yang akan membuat mereka senang yaitu uang banyak, pelesiran, dan yang enak2 lainnya.
ReplyDeleteKalau dilihat program kunjungan mereka ke luar negeri maka bisa kita nilai tidak tepat :
Study tentang : Kemiskinan di Amerika Serikat, Etika di Yunani, Pramuka di Afrika Selatan.
Kenapa mereka tidak studi pemberantasan korupsi di Cina yang sanksinya hukuman mati?
kenapa gak study banding ke Jepang buat belajar budaya MALU? *HERAN*
ReplyDeleteSebaiknya para anggota dewan itu belajar etikanya di dusun2 terpencil di Indonesia, atau di pedalaman. Supaya tahu apa itu kepedulian, pengabdian, keikhlasan, dan kemasyarakatan....
ReplyDelete^harry
ReplyDeleteklo engga ke jepang, pak. belajar bunuh diri kalo ktauan korupsi. :p
^ria
ghehehe, sekalian belajar bunuh diri... :D
^dwisuka
setuju banget. anggota sepertinya kurang merakyat. padahal jelas, rakyat yang memilih.
walah.... ternyata kayak gitu, jadi relawan itu ada gara-gara ada dpr lewat?
ReplyDelete^khoirul
ReplyDeletewah, ngga tau juga itu. tapi rasanya ngga gitu juga ya. entah mereka iklas atau engga, yang pasti angota dpr sudah seharusnya membantu masalah yang terjadi saat itu.
terima kasih kunjungan baliknya ya....
ReplyDeleteaku juga punya blog disini
http://blog.umy.ac.id/choirul/
biarkan mereka 'memuaskan' diri dengan ketidak pedulian mereka, toh apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka kerjakan tak luput dari pengawasan. sekarang mereka mungkin bisa merasa nyaman seperti itu, tapi sungguh mereka tak akan bisa menghindar atau lari dari pengadilan yang paling adil. Sadarlah wahai 'saudara'ku yang telah berani menjemput amanah
ReplyDeletewaahhwaahhh DPR disindir terus gak kenyang2x
ReplyDeleteemank muka tembok ~_~
Itulah makanya gw pernah posting bagusan DPR dibubarin ajah. ga ada juga gunanya! Cuma biasa ngabisin duit!! *emak2 esmosi jiwa*
ReplyDeleteAih ampe lupa mo minta izin nge-link blognya. Boleh ga? Thanks :-)
ReplyDelete^khoirul huda
ReplyDeletesama-sama, nanti saya akan berkunjung lagi. :)
^abi
waduh waduh, ampun pak, ampun. ghehehe. betul pak, mereka ga bakal bisa menghindari pengadilan yang sesungguhnya nanti. saya merasa hal seperti ini harus terus disoroti pak.
^mizzu.net
gue rasa muka beton. ghehehe.
^Zulfadhli's Family
sabar bu, jangan emosi. :)
menurut saya dpr tetap diperlukan. kita ga bisa melakukan demokrasi langsung seperti prinsip demokrasi yang sesungguhnya. sistem yang seharusnya diperbaiki. mulai dari hukum dan attributnya harus dibenahi.
ohya, silakan di-link, bu. :)
@the dream catcher: anggota kita yang (tidak)terhormat itu sudah pernah ke Jepang kok, tp bukan studi banding tentang harakiri.Unfortunately..
ReplyDeleteHi, pagi2 mampir neh. Blognya dah gw link yah. Thanks :-)
ReplyDelete^Zulfadhli's Family
ReplyDeletewaduh, jam 3 dah bangun apa blum tidur? :)
terimakasih banyak.
Lagu lama BRAd... DPR ya sperti itu mana mkirin para TKW mkrin rakyat yg di negeri sndiri aja masih plintat-plintut...pa lagi yg di negeri orang !!!
ReplyDeletemaaf tlat brad berknjung-y. met pagi met beraktifitas.
Sedih juga melihat nasib TKW kita
ReplyDelete