Tanggal 1 November 2010, itu adalah hari pertama di mana sang merapi mengeluarkan isi dalam perutnya. Mulai hari itu hingga sekarang merapi masih bergejolak dengan sesekali memperdengarkan letupan-letupan baik yang terdengar besar atau yang terdengar kecil. Awan panas atau yang biasa disebut wedhus gembel terus turun menjamah daerah disekitar lereng merapi hingga kabar terakhir adalah sejauh radius 15 km.
selamat datang di Wisata Bencana
Spanduk yang terpasang, seperti memberikan kesan daerah sedang berpesta menyambut letusan merapi. Spanduk warna warni terpampang begitu semarak. Dengan warna spanduk yang cerah ceria,seperti menggambarkan ini kota wisata dengan wisata andalanya adalah "Merapi Meletus". Miris memang, dibalik musibah bencana merapi ada pihak-pihak yang mengambil kesempatan untuk komersiil dan berkampanye. Pemkab Sleman pun gerah! spanduk tanpa ijin dicopot paksa, seperti ditulis dalam SURYA. Spanduk yang dicopot secara paksa itu hampir berjumlah 300 spanduk
Semenjak merapi meletus, banyak relawan berdatangan ke Kawasan Rawan Bencana (KRB) untuk memberi bantuan dan menolong warga yang terjebak wedhus gembel. Tapi tak jarang, para relawan malah terjebak dan kembali tinggal jasad. Seperti pernyataan Ketua PMI, Bapak Jusuf Kalla "Kalau relawan takut ombak, ya jangan ke Mentawai. Kalau takut panas, ya jangan ke Merapi". Jadi sebaiknya, para relawan sebelum membantu dan menolong harus memperhatikan keselamatan dan Standard Operating Procedure (SOP) juga. Niatnya membantu tapi malah mati konyol.
Untung si Marzukie gak ngomong "klo gak mau kena awan panas ya jangan tinggal di lereng merapi". Mungkin dia tahu, klo material yang dimuntahin merapi itu sangat bagus untuk tanaman, yang notabene warga sekitar merapi adalah bermata pencaharian sebagai petani. Setidaknya, sedikit pintar lah si Marzukie..hehehehe.
weh, lu dah balik meng?
ReplyDeletemarzuki udah jadi bulan-buanan disini. ghahaha. kasian deh lu, zuk!
udah sob, gw cuma tiga hari di negeri orang..:)
ReplyDeletehahaha, anak gw ntar gak gw mau kasih nama marzukie ah! ntar jadi bulan-bulanan lagi..hehehehe
Wisata bencana? ada-ada saja.
ReplyDeleteSangat menyedihkan bahwa pada saat bencana
ada pihak yang coba mengambil keuntungan.
Bener bngat BRAD... warna spanduk sama background wedus ghambel berpadu tambah suasana makin meriah seperti sedang berpesta...hehehehe...!!!
ReplyDeleteKayanya keputusan yg tepat untuk merampas spanduk2 yg brsifat komersil ditngah musibah yg ada.
Fenomena Indonesia saat bencana menjadi wisata...
ReplyDeletemungkin karena kelewat sering bencana kali ya, sampai mati rasa.... memanfaatkan situasi yang ada dengan segala cara untuk kepentingan pribadi semata....
moga kita ga masuk di dalamnya....
memang, di tengah bencana ada saja orang2 yg mengambil kesempatan dalam kesempitan. Bukan hanya spanduk2 konyol, tapi malah ada yg tega nyolong ternak saat ditinggal mengungsi...
ReplyDeleteSemoga tidak jatuh korban lagi, buat para relawan tetap semangat
ReplyDeletesoalnya relawan itu bergerak sendiri kali ya? Biar bagaimana aparat kan yang harus mengorganisir mereka biar kehadiran mrk gak mubasir... tapi aparatnya sibuk sendiri kali... Kebanyakan prosedur...
ReplyDelete