SATRADIO ADS

Slider

Udah Nonton Belum ?

Hot News

Technology

Life & style

Games

KOMEDI

My Picture's

Standar Motor


Mudah-mudahan anda punya istilah yang sama dengan yang berlaku dikota saya saat ini mengenai "standar motor" nama salah satu bagian dari sepeda motor ini. Di kota saya, nama komponen vital motor ini adalah perlengkapan untuk menahan body motor ketika parkir. Bukan hal yang penting kalau saya sedikit mengkoreksi penggunaan istilah "Standar" dalam hal ini, soalnya dalam kamus bahasa indonesia dan bahasa Inggris (kata standar merupakan kata serapan), kata Standar  berarti sesuatu yang menjadi patokan jadi agak menyimpang dari penggunaan kata ini sebagai komponen sepeda motor.

Tapi apapun itu, toh sudah menjadi kesepakatan umum bahwa Standar Motor adalah alat untuk menyandarkan sepeda motor ketika sedang diparkir, dan sepertinya sah-sah saja, karena patut kita ingat salah satu syarat utama penggunaan bahasa adalah Penerimaan Umum. Yaaa.... bahasa burung-burung adalah berkicau, bahasa anjing adalah menggong-gong dan itu menjadi sah karena diterima secara umum dikalangan mereka (burung dan anjing).



Yang jadi pertanyaan sebenernya yang bener yang mana sih? apakah "Standar" , "Standart" , "Standrat" , ato "Jagrak" ?????

Ini adalah bagian terakhir dari tulisan berjudul People Power

Ini adalah bagian terakhir dari tulisan berjudul People Power. Silakan baca dulu tulisan sebelumnya disini dan disini. Dan ini adalah lanjutannya....

Lalu ada pula dengan majelis yang sering melakukan pengajian –terutama malam minggu- yang bukan di masjid. Masalahnya apa?

1.   Parkir motornya di pinggir jalan. Efeknya apa? Macet! Dan mereka mengatur lalu lintas seakan penguasa jalanan. Temen gue pernah digetok helmnya karena tidak memperlambat laju kendaraannya, padahal temen gue ga ngebut. Pengajian apa ini! J

2 .   Pelanggaran lalu lintas. Ini banyak banget. Gue sebut satu-satu:
a. Parkir motor di tempat yang ada tanda “dilarang parkir”
b. Naek motor bertiga
c. Naek motor ga pake helm
d. Kalo naek motor rombongan pasti jalannya lelet.
e. Kalo rombongan pasti berisik!
f. kalo naek angkot, itu anak kecil pada di atap mobilnya. Padahal emaknya ada di dalam mobil. Orang tua yang baik… J
g. masih mau baca yang lain? Gue aja enag nulisnya.. J

Anjiss, jagoan euy...

3.   Pedagang di pinggir jalan. Ini EO nya mana? Haloooo? Halooooooo?

4.   Gue ga pernah ngeliat adanya POLISI di setiap pengajian massal. Yup, People fucking Power already fucking took the fucking control. Sori, gue benci banget sama pengajian ini…

5.     Kenapa ga dilakukan di masjiiiiiiiid!!!???
Gue ga akan pernah lupa majelis yang ngadain pengajian di kolong fly over sebuah perempatan. Perempatan, man! Macetnya kemana-mana. Semuanya mengutuk kejadian itu. Doa pengajian itu kalah sama kutukan pengendara lain. Hehehehehe.

Gue pernah nanya sama temen gue yang demen banget ikut acara itu.
“Bro, kenapa sih ga ngelakuin pengajian di masjid?”
“Tempatnya kurang, men. Orangnya segitu banyak…”
“Sampe ribuan?”
“Yaaaa, 2 sampe 3 ribuan lah”
“Lu tau ga Istiqlal bisa menampung se.ra.tus.du.a.pu.luh.ri.bu orang?” Emosi aing… J
“Yaaa, tapi susah ijinnya…” ngeles ni orang
“Lho ini kan pengajian?”
“Ga tau tuh..”
“Atau mungkin karena pengajiannya di tunggangi ormas untuk kepentingan politik, makanya masjid besar ga mau ngasih ijin? J” Temen gue cuma bisa menaikkan bahu.

People Power yang bahkan bisa mengalahkan kekuasaan pihak keamanan. Apa masih aman?
Kalo sudah begini, apa People Power masih memiliki makna revolusi?

People Power (2 of 3)


Ini adalah tulisan bersambung, silakan baca tulisan sebelumnya disini

People Power sebenarnya sudah dimulai sejak lama, tapi baru diperkenalkan oleh rakyat Filipina dalam  revolusi menggulingkan rezim Ferdinand Marcos. Tidak semua konsep People Power itu bagus...

Karena People Power , Lady Gaga ga jadi manggung. Keliatannya cuma FPI doang ya yang nolak? Tau ga dimana letak People Powernya? Di cara pengelolaan keuangan FPI. Kok bisa? Hehehe… Hubungannya seperti ini; FPI menggunakan keuangannya untuk membantu rakyat miskin. Mereka dibantu dan akhirnya, pasti mereka membantu balik.  Gue ga ngomong ini tanpa data, silakan googling. Beginilah cara mereka mendapatkan banyak anggota. Ini cara yang baik kalo dilakukan dengan benar.

Ulala... (y)
Gue sih ga masalah dengan -yang katanya- Lady Gaga pemuja setan. Memang kenapa kalo memuja setan? Hak orang dong untuk memuja apapun itu. Di Jakarta juga banyak yang muja duit, pangkat dan seksual. Bahasa gue ajib banget ya J. Tapi itu ga lantas bisa menjadi alasan untuk membatalkan konsernya.

Klo lu takut sama kepercayaan orang lain, yang dilakukan bukan membunuh orang itu, tapi pertebal keimanan lo. Sembayang kek, puasa kek, baca kitab kek. Karena masing-masing punya kepercayaannya sendiri. Kalo gue benci dangdut bukan berarti musik dangdut itu jelek, ini masalah selera. Klo lu ga suka sama kepercayaan lain, ya ga usah liat kepercayaan itu, liat aja sisi lainnya, as fucking simple as that!

Anyway, FPI ikut ngantri ngebalikin 150 tiket yang udah dibeli ga ya? Malu, malu dah lu... buekekekek.

Kalo sudah begini, apa People Power masih memiliki makna revolusi?

FYI: Lady Gaga dilarang konser hampir di seluruh negara di Asia.


People Power (1 of 3)


Dimulai dengan kisah bayi yang bernama Bilqis yang lahir dengan empedu yang tidak berkembang secara normal, lalu Prita yang melawan Rumah Sakit Omni International. Ada People Power yang bermain didalamnya.

People Power sebenarnya sudah lama ada. Dimulai dari tahun ’83 sampe ’86 (anjis, gue baru lahir…J) di Filipina yang berusaha menggulingkan Ferdinand Marcos dengan metode Nonviolent Revolution (demonstrasi revolusi tanpa kekerasan). People Power adalah pengaruh massa secara nyata terhadap naluri kemanusiaan.


Awalnya, People Power bersifat positif. Massa secara sadar menyatakan dukungan yang nyata terhadap kedua kasus diatas. Sampe gue liat berita, kalo ga salah SBY yang bilang, Jika dibiarkan, People Power akan menjadi akibat yang buruk bagi Negara. Awalnya gue berpikir; “Ah, ni orang takut kali digulingkan dari posisinya sekarang”. Ternyata gue salah. Tapi ga berarti dia benar. Tetep gue ga mau ngalah J

Sebagai contoh; quartal pertama ini pemerintah sempat melakukan sidang untuk mencari keputusan akan menaikkan BBM atau tidak. Karena People Power, seluruh elemen masyarakat menolak untuk menaikkan harga BBM. Harga kebutuhan pokok sudah terlanjur naik, tapi harga BBM ga jadi naik. Siapa yang diuntungkan? Pengusaha kotor dan politikus busuk. Kenapa gue bilang gitu?

Karena ada pihak tertentu (clue: pihak asing) yang tidak mau Indonesia meningkatkan pemanfaatan sumber daya alamnya. Indonesia memiliki SDA terbesar di dunia. Tenaga anginnya, tenaga panas buminya, tenaga arus dalam lautnya, apalagi lagi tenaga sinar mataharinya. Kenapa pihak tersebut ga mau Indonesia menggunakan SDA nya? Karena kalo semua itu berhasil dijalankan di Indonesia, pengusaha minyak akan merugi besar-besaran. I bet my wallet on it. Even my wallet is empty. Hahahaha. Tapi beneran deh, Indonesia adalah customer minyak terbaik saat ini. Pemborosannya dalam penggunaan minyak bumi sangat mengagumkan parahnya. Pembangkit listrik kita berapa persen sih yang ga make minyak? Padahal sumber daya manusia kita mampu lho untuk membuat PLTN.

Padahal klo ga subsidi, pemerintah bisa menganggarkan uang nya ke tempat lain. Infrastruktur misalnya… atau ke pendidikan… atau kemana saja yang tergolong peningkatan kemakmuran rakyat yang lebih bermanfaat dalam jangka panjang. Sekali lagi, sudah sewajarnya harga minyak untuk naik. Jangan dibiasakan dimanja terus menerus dengan subsidi. Kita semua yang rugi klo gini terus. Pemerintah ga bisa fokus ke hal lain yang lebih penting, rakyat terlena untuk tidak menggunakan alternatif energi lain.

FYI, India yang telah menggunakan nuklir sebagai pembangkit listriknya memiliki harga 2 kali lipat pada BBM untuk jenis yang sama. J

Kalo sudah begini, apa People Power masih memiliki makna revolusi?